Kamis, 27 September 2012

Musisi Muda Aceh. Sabtu, 25 Agustus 2012


PEMENTASAN musik yang digelar oleh Gabungan Musisi Aceh (GMA) di Pentasagoe Jambo Kupi Apa Kaoy, Sabtu malam, 25 Agustus 2012, berlagsung meriah. Sejumlah musisi muda Aceh tampak semangat di atas panggung memainkan gitar dan drum. Mereka memukai penonton yang hadir malam ini.
Para musisi muda itu hanya memainkan musik, tanpa diiringi lagu. Setelah selesai satu kelompok, Master off Ceremony (MC) kemudian memanggil kelompok lainnya. Demikian terus menerus berlangsung kontinyu. Setiap selesai satu kelompok, tepuk tangan penonton pun menggema.
Pementasan tersebut juga dimeriahkan dengan adu skill oleh dua pemain bass. Acara semakin semarak tatkala Aufar, seorang musisi muda Aceh yang saat ini menetap di Jakarta, unjuk kebolehan di panggung Apa Kaoy. Dua hari lalu, Aufar juga turut memeriahkan reuni akbar Alumni SMA Samalanga.
Pementasan di Jambo Kupi Apa Kaoy tersebut digelar oleh musisi Banda Aceh dari lintas aliran musik. Mereka saling tukar-ganti naik ke atas panggung sesuai panggilan MC. Deden, panitia pelaksana perhelatan tersebut, mengatakan, kegiatan itu dipersiapkan secara mendadak. “Namun, kita akan akan jadikan acara ini sebagai kegiatan rutin musisi muda Aceh,” ujarnya.
Hadir menyaksikan pertunjukan tersebut dari kalangan mahasiswa, pemuda, wartawan, seniman, dan produser musik. Ada pula Moriza Taher yang merupakan pianis Aceh. Tampak di barisan belakang Syeh Ghazali, produser Kasga Recor. Selanjutnya, Raisa Kamila, juara esai Tempo pada tahun 2010 yang saat ini sedang menempuh studi di UGM Yogyakarta. Ia hadir malam ini bersama kakaknya, Fairuziana Humam, yang merupakan salah satu peserta Pertukaran Pemuda Indonesia  Kanada (PPIK) tahun 2011.

Penuh Keharuan: GMA Drummers Day September 2012


Setelah dikonsep selama sebulan, akhirnya GMA Drummers Day September 2012bisa dilaksanakan. Project yang melibatkan partisipasi dari banyak musisi yang tergabung didalam GMA ini dilakukan secara sukarela, bahu-membahu dan tanpa pamrih.
GMA Drummers Day September 2012 merupakan sebuah bagian dari program GMA Serial. Kenapa namanya Serial? meminjam istilah “film serial”, program ini direncanakan akan dibuat secara kontinyu dan ber-seri. Serial lain yang sudah dilaksanakan adalah GMA Bassists Day August 2012, dan serial Guitarists Dayakan dilaksanakan di bulan October 2012.
GMA Drummers Day September 2012 menampilkan drummer-drummer yang tergabung didalam Indonesian Drummers -  Aceh (IDA), dan dilaksanakan oleh gitaris-gitaris muda Aceh yang tergabung dalam sebuah komunitas yang bernamaForum Gitar Aceh. Ada sebuah kesepakatan yang dibuat antara gitaris dan drummer, untuk Drummers Day September 2012, gitaris akan bekerja untuk drummer. Sebagai gantinya, Guitarists Day October 2012 para drummer yang akan bekerja sebagai panitia. Sebuah kerja sama  mutual yang harus kita acungkan jempol bukan?
Gitaris yang tergabung didalam Forum Gitar Aceh mulai berkumpul di venuePentaSagoe Jambo Kupi Apa Kaoy pada jam 11 pagi, 22 September 2012. Dikomandani oleh Affandy Evandrean mereka mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan agar pementasan tersebut berlangsung sukses. Perlu pembaca mengetahui, acara GMA serial ini menggunakan sound dan instrument yang disumbang oleh anggota dan simpatisan.
Acara dimulai pada jam 9:00 malam, terlambat setengah jam dari yang direncanakan. Musisi senior Banda Aceh, kanda Moritza Thaher bertindak sebagai MC. Setelah pembacaan do’a oleh Ustad Afrizal, Drummer cilik Yafi n’ Friends membuka acara dengan lagu dari Peter Pan dan D’Massive. Sungguh luar biasa musisi cilik ini. Dengan ukuran tubuh yang sangat mungil, dia tidak terlihat  sulit memainkan drum yang  ukurannya “normal” untuk orang dewasa. Walaupun pemula, dia sangat bagus dalam menjaga Tempo dan melakukan fill in yang rumit. MC Moritza bertanya: “Yafi mulai bermain drum dari umur berapa?”
“Empat tahun.” jawab Yafi.
“Sekarang umurnya berapa?”
“Empat tahun.”
LUAR BIASA!
Drummer Seuramoe Reggae, Deddy Mulia kemudian muncul di panggung dan memainkan beberapa rhythm reggae. Dia menjelaskan bahwa ada 3 macam pukulan dasar reggae: One Drop, Steppers dan Rockers. Dia menjelaskan sambil memberi contoh-contoh, termasuk fill in yang lazim dipakai di musik reggae. MC Moritza turut membantu menjelaskan kepada penonton yang memberi pertanyaan mengenai note dan mood yang dipakai didalam musik reggae.
Penampilan berikutnya adalah Made in Percussions. Pemusik reggae ini membawa serombongan pemusik perkusi dan tiup, dengan tambahan master beatbox Banda Aceh, Afka. Kolaborasi yang sangat unik dan menarik. Terjadi solo yang bersahut-sahutan dari pemain konga, rapai, seurune kalee, djembe dan Afka sendiri, yang malam itu memainkan banyak alat musik dengan mulutnya: Bass, Drum dan mute trumpet.
Salah satu yang ditunggu malam itu adalah Drum Battle antara Teuku Rommel(Horny Fever) versus Emrin Stein (Psychoholic). Dengan dibantu oleh Tebonk(bass, Inverno) dan Teuku Furqan (gitar, Horny Fever), mereka memodifikasi lagu Edane yang berjudul Living Dead dengan memasukkan solo drum yang menarik dan ganas. Sayangnya, terjadi insiden matinya arus listrik sebanyak 4 kali ketika battle ini berlangsung. Setelah selesai atraksi mereka, MC Moritza Thaher bertanya: “Bagaimana rasanya memainkan satu lagu yang sama sebanyak 4 kali dalam suatu konser?”
“Luar biasa!” jawab Emrin Stein.
“Seperti mengalami dejavu!” kata Tebonk sambil tertawa.
Setelah drum battle Rommel vs Emrin, muncul di panggung headliner yang ke 2,Teuku Mahlil. Drummer yang selesai acara ini akan berangkat ke Jepang untuk mengambil program master Teknik Sipil di Toyohashi University of Technologydidampingi oleh band-nya From Yesterday, dengan Wahyu Bachtiar di gitar danFredrick Fernando di bass. Mereka menampilkan sebuah komposisi fusion jazz-rock yang kental. Tampak Wahyu memainkan permainan gitar ala Scott Henderson dan Alan Holdsworth. Mahlil mengeluarkan kemampuannya memainkan rhythm yang rumit, dengan bumbu solo drum yang tak kalah sulitnya. Selesai lagu pertama, Mahlil melanjutkan dengan solo drum tanpa didampingi band-nya. Ketika Mahlil sedang asyik dengan solo-nya, tiba-tiba dari belakang panggung Wahyu muncul dengan membawa sebuah kue tar lengkap dengan lilin yang menyala. Olala, ternyata hari itu 22 September adalah hari ulang tahun Mahlil. Beberapa penonton menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun, dan beberapa rekan musisi naik ke atas panggung untuk memberikan selamat. Terlihat mata Mahlil berkaca-kaca terharu. MC Moritza memberikan microphone dan memintanya untuk memberikan sepatah kata.
“Malam ini sangat spesial bagi saya! Sebuah farewell gig dan juga teman-teman merayakan ulang tahun saya. I’m surprised! Terima kasih teman-teman!”
Penampilan berikutnya adalah drum battle antara Teuku “Deden Kecil” Nazar versusHarry “Justin Usman” Jingkrak. Battle yang sangat mengesankan, Harry dan Deden melakukan trading four dengan penuh semangat. Berbagai rudiment dikombinasikan oleh Deden, yang juga dikenal sebagai salah satu inisiator  Indonesian Drummers – Aceh. Harry pun tidak kalah seru, rudiment dilakukan dengan kaki-kakinya yang memang besar dan kokoh. Harry yang terkenal sangat lucu dalam pergaulan sehari-hari, ternyata sangat serius kalau sedang memainkan drum.
MC Moritza pun berkesempatan memberi beberapa pertanyaan untuk Deden mengenai Indonesia Drummers – Aceh.
“Komunitas ini digagas agar para drummer bisa berkumpul dan sharing!” jawab Deden malu-malu.
Selesai Deden vs Harry, muncullah dipanggung headliner ke 3 Gusty Portnoy. Dia membawakan lagu Dream Theater secara minus one. Terlihat skill komplit yang dimilikinya membuat Gusty bisa memainkan lagu tersebut dengan sangat tenang dan nyaman. Drummer masa depan Aceh ini menampilkan juga beberapa gimmick yang sangat menarik.
MC Moritza menceritakan kepada penonton bahwa semua musisi umumnya cerdas karena mampu memainkan musik yang kompleks, dan mempunyai kemampuan menghapal yang baik. Beliau memuji kemampuan akademik Gusty yang ternyata mempunyai IPK 3,5 di kampus nya. Tapi apabila ada musisi yang jeblok prestasinya secara akademik, itu bukan karena bodoh, tapi karena malas. Untuk itu musisi tidak boleh malas dalam menuntut ilmu. Pesan bijak ini disambut dengan tepuk tangan dari penonton.
MC Moritza juga memberi beberapa humor yang berhubungan dengan musisi Banda Aceh, salah satunya apabila dia berjumpa dengan Tebonk, Tebonk akan memulai menyapa dengan “BANG!” dan Bang Momo menjawab dengan secepat kilat: “BONK!”. Penonton pun tergelak mendengar cerita-cerita tersebut.
Penampilan terakhir adalah Drum Battle antara Mirza Fahmi versus Iqbal Bieber. Sebuah battle yang unik karena terjadi battle antara Mirza yang membawakan funkdan Iqbal yang memainkan metal drumming. Mirza mulai memaikan beberapa solo dengan rudiment-rudiment untuk tangan yang sudah dipersiapkan dengan baik. Lawannya pun tak mau kalah, Iqbal unjuk gigi dengan memainkan rhythm double bass yang unik.
MC Moritza naik ke atas panggung dan mengatakan bahwa pertunjukan sudah selesai. Tapi beberapa penonton meminta encore, dan berteriak “Ketua GMA main dulu!”.
Ketua GMA T. Mahfud naik ke atas panggung dan memulai solo drum dengan rhythm four on the floor. Tiba-tiba di drum yang satu lagi telah naik Mahlil dan mulai menimpali dengan solo-solonya. The Sibling Drum Battle ini ditutup dengan keduanya berpelukan dan penonton memberi applause yang meriah.
Usai sudah GMA Drummers Day September 2012. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, diharapkan acara-acara GMA Serial bisa memberikan alternative hiburan bagi masyarakat, yaitu sesuai dengan cita-cita GMA, musisi tidak hanya memberi hiburan tapi juga harus bisa memberikan edukasi. Terima kasih kepada para sponsor dan simpatisan yang sangat membantu malam itu: Bapak Fadhil Amin dari FAM Studio, Bapak Robin dari Tango Musik, Bapak Nurlis dari Atjehpost.com dan Atjeh Times, Bapak Moritza Thaher dari Sekolah Musik Moritza, Bapak Reza Fahlevi dari Ipunk Production, Bapak Aan dari Percetakan Asyraf, Bapak Mahfud Luftan dari Aceh Media Kreasindo, Bapak Mirza Ferdian dari Gen-K Aceh, Bapak MY Bombang dari Jambo Kupi Apa Kaoy, Bapak Afrizal, Bapak Jamal Taloe dan rekan-rekan GMA yang sangat membantu acara ini; para Jurnalis yang sabar dan setia meliput: Muhajir Abdul Aziz dan Khairi Tuah Miko; Forum Gitaris Aceh; Indonesian Drummers – Aceh; para musisi dan penonton yang memberi atmosfir yang sangat keren di Jambo Kupi Apa Kaoy.
Sampai jumpa di GMA Drummers Day December 2012!

Kamis, 13 September 2012

Indonesian Youth Regeneration (IYR)



        Usia muda bukan berarti sebuah halangan bagi seseorang untuk mengharumkan nama bangsa. Tengok grup band yang terdiri dari beberapa anak muda ini, Indonesian Youth Regeneration. Grup ini telah mengikuti beberapa festival bergengsi seperti Jazz Goes To Campus dan International Java Jazz Festival. Dan yang terbaru, band yang baru dibentuk bulan Oktober 2009 ini, akan mengikuti festival berskala internasional di Singapura.Band yang satu ini digawangi oleh beberapa anak muda yang kisaran umurnya 17-18 tahun. Para personilnya adalah, 











Dennis Junio Gani (saxophonist), 











Demas Narawangsa (Drummer)












David Manuhutu (Keyboardist I)











Albert Fakdawer (vocalist)











Timothy Luntungan (Keyboardist II)











Reno Castello (Gitaris)











Enos Martyn (Bassist). 

     Beberapa dari mereka, seperti Demas Nawangsabahkan telah turut membantu pembuatan album Tohpati.Prestasi terbaru dari band ini adalah mendapatkan juara pertama medali emas dalam category group music (band), serta berhasil menyabet GRAND CHAMPION 2010 dalam kompetisi SINGAPORE PERFORMING ARTS JUNIOR CHAMPIONSHIP dalam acara INTERNATIONAL KIDS PERFORMING FESTIVAL. Sebuah prestasi yang membanggakan sebab acara ini diikuti oleh peserta dari Amerika, Kanada, Australia, Filipina, Israel, Malaysia, Singapore, dan banyak lagi. Hebatnya lagi, IYR adalah satu-satunya peserta dari Indonesia yang diundang lansung untuk mengikuti kompetisi ini.Tak cukup mengikuti event tersebut, IYR bakal memenuhi undangan untuk mengikuti WINE AND JAZZ SINGAPORE FESTIVAL 2010 tanggal 2-3 Juli 2010. Wah kita tunggu saja prestasi mereka berikutnya.
berita dari sumber lain

Barry Likumahuwa Project (BLP)


Ini jadinya bila talenta-talenta terbaik Indonesia bergabung dan melahirkan sesuatu yang dahsyat: BLP, atau Barry Likumahuwa Project
Personil terdiri dari : 
- Barry Likumahuwa (electric bass)
Henry Budidharma (electric guitar)
Dennis Junio (alto saxophone) 
Donny Joesran (keyboards/piano)
Jonas Wang (drums)
Matthew Sayersz (vocals).

BLP menawarkan ragam yang berbeda dan segar dalam musik Indonesia. Pertemuan enam bakat lalu melahirkan aksi silang antara gaya dan aspirasi. Dari rasa funk sampai ketukan yang groovy, dari sentuhan jazz hingga vokal yang identik dengan black music. Berisi sebelas lagu, album ini tanpa sungkan-sungkan dibuka dengan“Introduction”, “Cinta Abadi” atau “Saat Kau Milikku” juga membuktikan bahwa lagu-lagu bertema cinta bisa tampil bertenaga atau menyentuh tanpa jatuh menjadi cengeng.

Salah satu video perform BLP :


Sabtu, 08 September 2012

Provile, Band Pengusung Pop Jazz dari Banda Aceh


BAND ini terbentuk saat personilnya duduk di bangku sekolah menengah atas di Banda Aceh. Tepatnya pada 25 Maret 2008. Nama Provile diambil dari nama sebuah kayu perhiasan di sudut-sudut dinding.
Kata 'Provile', kata Edy Fadli Asa, gitaris band tersebut, sangat cocok untuk dijadikan nama band karena simpel dan penuh inspiratif.
"Selain itu juga bermakna bahwa kami ingin menghibur dengan keindahan dan warna dari musik yang kami miliki,” ujar Edy kepada The Atjeh Post, Sabtu 8 September 2012. Tidak hanya di sebuah tempat, kata Edy, mereka ingin menghibur semua penikmat musik di setiap sudut tempat.
Provile sudah beberapa kali mengganti personilnya karena ada bermacam-macam alasan. Namun hal itu tidak membuat grup band ini putus semangat. Semua itu menjadi pelajaran bagi mereka untuk menjadi lebih baik.
Teuku Fadil Umri, manajer band tersebut mengatakan sebelum masuk ke aliran jazz, mereka mengusung aliran pop rock. Band nasional yang mereka gandrungi adalah J-Rocks.
Suatu hari, kata Fadil, mereka mendapatkan informasi akan ada Festival Java Jazz. Setelah disepakati mereka mendaftar ke festival itu.
Saat itu, kata Fadil, Provile tidak memiliki vokalis apa lagi orang jazz. "Sambil mikir-mikir siapa yang cocok jadi vokalis, akhirnya terpikirlah seorang kenalan di Facebook, namanya Christian Cello. kami coba ajak dia dan ternyata mau bergabung untuk mengikuti festival tersebut," ujar Fadil.
Dengan perjuangan berat akhirnya mereka menjadi band favorit di festival tersebut. "Meskipun kami harus berhadapan dengan band-band musisi jazz dari kota lainnya pada saat festival diadakan di Medan,” ujar Edy.
Namun setelah itu, Cello tidak bisa bergabung lagi dengan mereka karena memiliki grup hiphop sendiri. "Akhirnya kami sepakat mengubah genre jadi pop jazz, karena ternyata kami semua jadi tergila-gila sama musik pop jazz," ujar Edy.
Provile pun terpaksa mencari vokalis baru. Setelah berjumpa Riski, dan mengajak latihan, awak band sepakat menjadikan dia vokalis hingga kini. Selain Riski dan Edy (guitar lead), band ini diisi oleh Try (guitar), Dea (drum), Adit (bass), dan Dicky (additional keyboard).
Selama berkiprah, Provile pernah mengikuti beberapa event seperti Competition Band Honda Winning Blade, Soundstation Festival, We Want Pas Festival, Festival Musik IWAPI se Aceh, Festival Musik Say No To Drugs, Festival Rencong Lhoksemawe, dan Festival Aceh Anti AIDS.
Mereka juga pernah mengikuti Khanduri Java Jazz, Java Jazz Regional Sumatera mewakili Aceh, dan Opening Moment Jazz Sandy Sandoro at Hermes Palace Hotel. Provile juga pernah jadi bintang tamu di acara Festival Suzuki Axelo dan membuka konser D'Masiv Honda Beat.[]
Prestasi
- Runner up Compettion Band Honda Winning Blade
- The Best Guitar Soundstation Festival
- Juara 1 Competition Band Honda Vario Techno
- Juara 3 Festival Musik IWAPI
- Juara Favorite Festival Rencong Lhoksemawe
- The Best Guitar Festival Rencong Lhoksemawe
- Juara Favorite Java Jazz se Aceh
Sumber :


Jumat, 07 September 2012

Festival Kopi Aceh 2011 di Taman Sari


Arena Festival Kopi Aceh 2011 di Taman Sari, kota Banda Aceh
Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal akan membuka Festival Kopi Aceh bertema ‘Kopi Aceh untuk Dunia’, Jumat (25/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB di Taman Sari, Banda Aceh.
Pembukaan dilakukan dengan penyaringan kopi oleh Illiza. Setelah itu, kata Icha, panitia festival, dilanjutkan dengan penampilan musik akustik oleh KODA Aceh dibarengi dengan demonstrasi saring kopi.
“Setelah itu ada ngopi bareng bersama Wakil Wali Kota Banda Aceh dan berbincang bincang tentang filosofi minum kopi,” ujar Icha kepada The Atjeh Post, Jumat (25/11) sore. Festival ini diadakan hingga Minggu (27/11).
Icha, mengatakan sejak Selasa mereka telah mempersiapkan kegiatan itu. Festival, kata Icha, akan dimeriahkan 20 peserta dari kalangan pengusaha warung kopi, petani, dan perajin kopi dari berbagai daerah di Aceh.
Beberapa pengusaha warung kopi yang ikut dalam kegiatan itu, kata Icha, di antaranya Kupina Kopi, The Palace, La Regno, Haba Cafe, Taufik Kopi, Seutui Kopi Aceh, Rumoh Aceh Kupi, Dhapu Kupi, dan De Helsinky.
Selain itu, kata Icha, festival juga dimeriahkan oleh petani pengolah petani kopi seperti Bergendal Kopi Gayo, Sulthan Kopi, lex Lamno, Ulee Kareeng Kopi, Nanggroe Aceh Kupi, dan Mutiara Kopi Gayo.
Tidak hanya itu, kata Icha, di festival juga dihadirkan produk kopi dan olahannya yang beragam. “Selain itu ada barista atau pengolah kopi berstandar internasional,” ujar Icha kepada The Atjeh Post, Jumat (25/11) sore.
Selain menikmati aneka rasa dan aroma kopi Aceh yang khas, pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai cara pengolahan kopi yang sangat unik dan beragam.
Aceh Coffee Festival 2011 merupakan rangkaian kegiatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh yang melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi menyukseskan Visit Banda Aceh Year 2011.
“Diharapkan acara ini dapat memperkenalkan budaya serta keragaman kopi Aceh yang dapat menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara,” ujar Icha.
Dalam festival itu juga bakal diputar dokumenter pengolahan kopi gayo. “Juga ada tarian kreasi kopi Aceh dan diakhiri dengan penampilan Upluged Performances oleh PROVILE BAND, kata Icha.
Tadi sore, masing-masing peserta masih mempersiapkan stand untuk festival tersebut. Adi dari Dhapu Kupi mengatakan dalam festival itu mereka akan menunjukkan kopi dari warung mereka yang berada di Simpang Surabaya, Banda Aceh. Adi akan menjaga stand itu sendirian.
Sementara Samsul, dari warung kopi Solong mengatakan selain menampilkan kopi, ia juga akan menjelaskan kepada pengunjung cara pengolahan kopi itu dengan alat peraga. “Alat peraga yang kami bawa yaitu tempat gonseng kopi mini.” ujar Samsul.

Sumber : akhrulridha.blogdetik.com

Video Penampilan PROVILE BAND di Festival Kopi Aceh 2011.


Kamis, 06 September 2012

Magnum Filter Jazz the Night di Lhokseumawe - Bireun



Dji Sam Soe Magnum Filter mengadakan acara musik jazz bertajuk Jazz the Night, tanggal 29 s/d 1 Juni 2012 malam di Caffe 55 , Star Black. Acara yang disponsori oleh Dji Sam Soe Magnum Filter itu hadir dalam rangka menghibur warga kota bireun yang dimeriahkan oleh PROVILE dari Banda Aceh.
Pada kesempatan tersebut, banyak warga dari kota Bireun merasa terhibur dan ikut bernyanyi dengan nuansa musik jazz yang dimainkan oleh PROVILE mengingat hausnya hiburan yang dirasakan oleh masyarakat selama ini.
Selain live music, panitia  juga menyiapkan beberapa game seru bagi penonton, apabila penonton berhasil memainkan game tersebut maka akan mendapatkan bingkisan menarik dari Dji Sam Soe.
"Kami (provile) merasa senang dan bangga saat penonton ikut bernyanyi, terlebih saat ada beberapa penonton yang meminta kami membawakan beberapa lagu kesukaannya".

Cerita Terbentuknya Provile Band

Awal mulanya PROVILE terbentuk pada saat kami masih duduk di bangku SMA ,tepatnya pada tanggal 25 maret 2008 . Nama PROVILE di ambil dari nama sebuah kayu berhiasan di sudut-sudut dinding.
*jadi kenapa bisa jadi nama band kalian?
nahh, ceritanya pada sa'at kami sedang membuat sebuah studio musik , sang Drummer kewalahan mencari kayu Provile seperti yg diinginkan.
pada akhirnya dia bilang bahwa kat

a-kata PROVILE kita jadikan nama Band kita kayaknya bagus, dan provile juga mempunyai makna bahwa kami ingin menghibur dengan keindahan dan warna dari musik yang kami miliki , tidak hanya di sebuah tempat bahkan kami ingin meghibur semua penikmat musik di setiap sudut tempat.

Sebenarnya PROVILE sudah beberapa kali mengganti personilnya karena ada bermacam-macam alasan yang mengharuskan kami ganti beberapa personil, personil provile pada pertama terbentuk yaitu : Rama sebagai Vokalis (sering di panggil BOY) , Edy sebagai gitaris , Wandy sebagai Rithem (sering di panggil KODOK) , Adit sebagai Bassis (sering di panggil LAEY) , Isnanda sebagai Drummer (sering di panggil MENEM) .
kami yang sangat ingin bermain musik akhirnya sepakat untuk membentuk band tetap yang bergenre Pop Rock dan sangat menyukai Band J-rocks sehingga kami menciptakan lagu dengan sedikit sentuhan-sentuhan musik beraliran J-Pop .
Lagu yg kami ciptakan saat itu : 1. Kembalilah , 2. Bayangmu , 3. Bertahan.

Setahun kami bermusik akhirnya kami mendapat kabar bahwa sang Drumer MENEM harus keluar dari PROVILE karena dia akan bekerja di luar kota .
dengan sedih kami merelakan dia keluar .

gak lama berjalannya waktu, kami mencari drummer baru untuk mengisi kekosongan posisi yg ada .
Dea lah orang yang kami pilih, kebetulan dia juga satu sekolah dengan kami dan bisa bermain drum.
ehhhh,, ternyata setelah hampir setahun bersama malah BOY yang keluar karena katanya dia akan pindah tempat tinggal ke medan.
karena Vokalis udah keluar maka situasi mengharuskan kami fakum untuk sementara waktu sambil mencari-cari pengganti untuk mengisi di posisi Vokal.

Pada akhirnya kami mendapatkan informasi bahwa akan ada Festival Java Jazz .
kami tertantang untuk ikut , tapi opppppssss .
kami kan gak ada vokalis, musik kami juga bukan jazz .
Toeeennnnngggg. :D

sambil mikir-mikir siapa yang cocok jadi vokalis , akhirnya terpikirlah seorang kenalan di Facebook , Namanya Christian Cello .
kami coba ajak dia , dan ternyata dia mau bergabung untuk mengikuti Festival Java Jazz Tersebut.
*Singkat cerita* kami menjadi Band Favorite di Java Jazz dan kami harus berhadapan sama Band-band dari luar kota dan Festivalnya diadakan di Medan.

*singkat cerita* ternyata cello tidak bisa bergabung sama kami lagi karena dia juga ada Group Hip Hop nya sendiri .
Pada akhirnya kami sepakat untuk mengubah Genre musik kami jadi Pop Jazz, karena ternyata kami semua jadi tergila-gila sama musik Pop Jazz.
*Tapi kan PROVILE masih belum punya Vokalis ?? o_O"
kami cari lagi vokalis yang baru , dan akhirnya berjumpalah dengan Riski . Kami mengajak dia untuk latihan bersama sekalian melihat ada kecocokan gak menjadi vokalis PROVILE, setelah beberapa kali latihan ternyata kita cocok .
tanpa menunda-nunda akhirnya kami mengajak Riski untuk jadi vokalis tetap di PROVILE , dan dengan musik kami yang sekarang alhamdulillah kami sudah banyak nampil di acara-acara .
jadi sekarang personil PROVILE adalah :




                                       Riski sebagai Vokalis                        Edy sebagai Gitarist 


      Adit sebagai Bassist                       Try sebagai Guitar Rithem
                                                            

                                      Dea sebagai Drummer            Dicky sebagai Additional Keyboardist

Lirik Provile - Jatuh Cinta

Cahaya di bola matamu. 
Membuatku tak bisa melupakanmu. 
Senyum dari bibir manismu. 
Menggetarkan hasrat diriku. 

Bridge : inikah namanya jatuh cinta, yg membuatku tergila-gila. 

Aku menginginkanmu . 

Reff : aku jatuh cinta padamu saat pertama bertemu. 

Ku mohon kau jadi milikku selalu . 
Ku berjanji akan selalu setia menjaga cintamu. 
Maka jadilah engkau milikku selalu .

Selasa, 04 September 2012

Provile Band pada Java Jazz Tour To Campus

BANDA ACEH – Dua Band beraliran Jazz yaitu Provile dan Fatarana akan mewakili Aceh pada International Java Jazz Festival. Kedua Band tersebut akan mengikuti festival jazz terbesar dunia setelah menyisihkan 9 finalis lainnya pada malam final Khanduri Jazz Tour To Campus.

Grup band Fatarana meraih juara pertama sedangkan grup band Provile meraih juara favorit. Sedangkan untuk juara kedua diraih oleh fivok dan juara tiga diraih oleh tak tuk band.Sementara itu, Ketua Dewan Juri, Moritza Taher mengatakan, dipilihnya Fatarana sebagai juara pertama karena grup band tersebut memiliki keunikan dan khas daerah. Sehingga grup band tersebut akan mudah ditebak berasal dari daerah mana.

Meskipun demikian, dari hasil polling SMS menempatkan Band Provile diperingkat pertama dengan 46 persen dan diposisi kedua diraih Vipox dengan 15 persen, akan tetapi untuk pemenang ditentukan oleh dewan juri.
Moritza menjelaskan, band Fatarana terpilih karena memiliki keunikan seperti dari perform mereka saat tampil diatas panggung, dan mereka memiliki ciri khas ke Acehan.

Sementara itu penyelenggara khanduri jazz tour to campus Fairuziana mengatakan dua Perwakilan Aceh tersebut diharapkan dapat menjadi duta di Jakarta dalam mempromosikan ragam kebudayaan Aceh.
Lebih lanjut dia menambahkan, adapun hadiah yang disediakan oleh sponsor dan untuk Juara pertama Fatarana mendapatkan hadiah Rp. 3 juta. Juara Favorit, Provile mengantongi uang Rp 2 juta. (slm)

Kutipan : Rakyat Aceh Online